Sekitar pukul dua dini hari, Rabu (6/5) Ferrasta Soebardi alias Pepeng mengeluh dadanya sesak. Ia langsung dibawa ke Rumah Sakit Puri Cinere dan masuk ruang ICU, menurut penuturan Bens Leo. “Mungkin serangan jantung,” ujar Bens saat ditelepon padaa Rabu (6/5) siang ini. Dua orang dokter sempat membantu Pepeng. Ia dipasang alat pernapasan. Seorang dokter lagi masuk ruang ICU, lalu keluar dengan kabar duka. Pepeng dinyatakan meninggal dunia. “Pukul 10.05 WIB tadi meninggal,” ujar Bens.
Pepeng meninggal dikelilingi keluarganya. Seorang putranya yang bernama Mio, dan Tami, istrinya. Menurut penuturan Bens, Pepeng seperti menunggu istrinya datang sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir. Bens sendiri kebetulan berada di sana. Ia sedang menjemput istrinya yang memang seorang dokter di RS Puri Cinere. Pukul 09.30 WIB, sang istri berkata bahwa Pepeng sedang kritis. Bens pun masuk ke ICU, mengunjungi Pepeng. “Dia bilang, ‘Dada saya sesak’. Dia juga sempat pegang tangan saya,” ujar Bens lagi.
Setelah dinyatakan meninggal, jenazah Pepeng langsung dibawa ke rumah duka di Jalan Bumi 9 Nomor 98, Komplek Bumi Pusaka Cinere. Seluruh keluarga sudah berkumpul di sana. “Tinggal satu anaknya di Kuala Lumpur, sedang dihubungi,” kata Bens menirukan putra Pepeng. Pepeng dikenal sebagai komedian. Selain di televisi dan radio, Pepeng pernah menjadi pekerja kantoran. Ia lantas beken dengan telekuis Jari-jari, hingga kini.
Pria kelahiran Sumenep, 23 September 1954 itu mengidap penyakit langka yang dikenal dengan nama multiple sclerosis. Pepeng harus memakai kursi roda karenanya. Meski begitu, Pepeng tetap pernah memandu Jari-jari lewat situ.. Beberapa dokter keluar masuk ruangan ICU Rumah Sakit Puri Cinere, Jakarta, Rabu (6/5) sejak pukul 02.00 WIB. Di dalamnya ada Ferrasta Soebardi, komedian Indonesia yang lebih beken dengan nama Pepeng. Ia dilarikan ke rumah sakit setelah mengeluh dadanya sesak.
Upaya dokter merawat intensif Pepeng tak berhasil. Pukul 10.05 WIB, Pepeng dinyatakan meninggal dunia. “Ada saya, putranya Mio, dan Mbak Tami, istrinya,” ujar Bens Leo saat dihubungi siang. Bens mengatakan, istri Pepeng datang pada saat-saat terakhir. “Tapi dia sempat membacakan Al-Quran dan bilang ‘I love you.'” Bens mengaku melihat langsung detik-detik kritis Pepeng, sampai napasnya terembus untuk terakhir kali. Ia yang sebelumnya tak pernah melihat orang meregang nyawa di depan matanya, menyebut kematian Pepeng itu sangat indah.
“Dia enggak ngorok. Istrinya datang, baru dia lepas. Dia seperti menunggu istrinya,” ucap pengamat musik senior itu. Sebelum Pepeng meninggal, Bens sempat masuk ke ruangan ICU dan berinteraksi dengan pembawa Jari-jari itu. Kata Bens, Pepeng sempat menggenggam tangannya. Ia juga mengeluh dadanya sakit. Sebab meninggalnya Pepeng, diperkirakan Bens adalah sakit jantung. Sebelumnya Pepeng sudah pernah mengalami serangan serupa, Maret tahun lalu. Pria asal Sumenep, Madura itu pernah dirawat di rumah sakit, tapi lalu pulih. Serangan kali ini rupanya telah merenggut nyawanya. Jenazah Pepeng langsung dibawa pulang ke rumah duka di Jalan Bumi 9 Nomor 98, Komplek Bumi Pusaka Cinere, Jakarta.
Meninggalnya Ferrasta Soebardi alias Pepeng, mengejutkan Charles Gozali, sutradara Finding Srimulat. Ia sedang menghadiri sebuah seminar saat dihubungi. Charles mengaku baru mendengar kabar duka itu, dan langsung mengontak putra Pepeng. “Saya kehilangan teman luar biasa,” ucapnya.Charles pernah sekali bekerja sama dengan Pepeng, saat menggarap Finding Srimulat. Meski sulit bergerak dan tak bisa jalan, Pepeng saat itu tetap membantu timnya. Selain mengonsep, ia juga banyak memberi inspirasi.
“Film itu dibuat selama empat tahun. Satu setengah tahun pertama kami enggak dapat sponsor,” ujar Charles bercerita. Ia lalu berkonsultasi dengan Pepeng. Kata-kata sang pemandu telekuis Jari-jari itu menggugahnya. “Dia bilang, ‘Kalau mengalami kondisi sulit, yakinlah itu diberi karena kita mampu. Saya bukan superhero, saya juga sering menengadah dan bertanya pada Tuhan: why me? Tapi Tuhan kemudian melihat ke bawah dan menjawab: why not?’ Itu quote yang unik,” kata Charles lagi.
Puluhan tahun lamanya Pepeng mengidap multiple sclerosis. Penyakit itu menyerang saraf otak dan membuat beberapa anggota tubuhnya lumpuh. Pepeng terpaksa berkursi roda. Belakangan, ia hanya bisa berbaring di ranjang. Pepeng sampai menyebut dirinya “bed man”. Plesetan Batman.Penerimaan ikhlas Pepeng pada penyakitnya membuka mata Charles. Apalah arti 1,5 tahun tanpa sponsor, pikirnya, jika dibanding puluhan tahun menderita seperti Pepeng. Pepeng saja bisa menerima itu, bahkan memarodikannya.”Dia sebut diri bed man. Dia juga bilang, ‘Saya ini enggak sakit kok. Cuma enggak bisa jalan saja’,'” ujar Charles menuturkan.
Charles jadi sangat mengagumi Pepeng. Apalagi saat ia tahu, sampai akhir hidupnya mantan personel Sersan Prambors itu masih menghidupi keluarga. “Dia bekerja online, dia jualan kacang. Dia bantu kami promosikan film.”Menariknya, bantuan yang Pepeng berikan untuk Finding Srimulat adalah cuma-cuma. Ia tak mau dibayar. “Kalian itu orang gila yang waras,” kata Pepeng kala itu kepada Charles.Timnya disebut gila karena berusaha menyatukan kembali kelompok Srimulat yang tercerai-berai, dan membuatkan mereka panggung film. Tapi waras, karena memang begitulah yang seharusnya orang lakukan untuk menyelamatkan bangsa. Lewat penghargaan terhadap budaya dan sejarah.
“Anggap gue sama gilanya seperti kalian,” ujar Pepeng menyambung ucapannya sebelumnya. Saat seharusnya butuh didukung, ia justru mendukung orang lain. Itu yang Charles kagumi darinya.harles sendiri belum sempat mengunjungi Pepeng lagi sejak Januari lalu. “Kondisinya masih sehat saat itu. Saya sempat cerita macam-macam dan dia tertawa sampai sakit perut dan mengangkat tangan. Saya senang masih bisa bikin dia ketawa,” kata Charles mengenangnya.
Charles kini hanya bisa berharap, semangat dan cita-cita Pepeng bisa terpenuhi lewat generasi muda seperti dirinya. “Kalau kita percaya ada kehidupan setelah ini, seharusnya di sana Mas Pepeng sudah tertawa dan lari-lari,” ucapnya. Sebelumnya diberitakan, Pepeng meninggal karena serangan jantung di Rumah Sakit Puri Cinere, Rabu (6/5) pukul 10.05 WIB. Kata Charles, jenazah akan dimakankan di BSD sore nanti, setelah dibawa ke rumah duka di Cinere.
Komedian Ferrasta Soebardi alias Pepeng mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul sepuluh pagi ini (6/5), setelah sebelumnya, pada dini hari tadi, merasakan sesak di dada. Pepeng segera dibawa ke Rumah Sakit Puri Cinere dan masuk ruang ICU. Demikian disampaikan pengamat musik Bens Leo Kebetulan, ia berada di rumah sakit itu.”Mungkin serangan jantung,” ujar Bens saat ditelepon pada Rabu siang (6/5).
Kejadian ini seolah mengingatkan kejadian setahun kemarin, pada Maret 2014, saat Pepeng mengalami serangan jantung dan harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Puri Cinere.Merunut keterangan Gemirio Muhammad, putra kedua Pepeng, kepada awak media, ketika itu, ayahnya pertama kali terkena serangan jantung dan infeksi paru pada Agustus 2013.
Pepeng menderita Multiple Sclerosis sejak Juli 2005. Ia dirawat di rumah sendiri karena merasa lebih nyaman. Dikatakan Mio, ketika itu, bila di rumah sakit, ayahnya stres. Dirawat di rumah selama 10 tahun terakhir, Pepeng terus dijaga sanak famili secara bergiliran. Kondisinya tak memungkinkan ia dibiarkan sendiri tanpa pengawasan dan perawatan. Di kamar tidur yang disebut “gua,” pemandu telekuis Jari-jari ini mampu menyelesaikan studi S2 bidang psikologi di Universitas Indonesia, juga buku Di Balik Jari-Jari.
Sineas Charles Gozali yang pernah membezuk Pepeng tak pernah lupa candaan sang komedian soal sakitnya. “Ia bertanya kepada Tuhan, ‘Why me?’ Lalu, Tuhan berkata, ‘Why not!'” Komedian Indonesia Ferrasta Soebardi, atau yang lebih dikenal dengan nama Pepeng, dinyatakan meninggal dunia pada hari ini, Rabu (6/5), pukul 10.05 WIB di Rumah Sakit Puri Cinere, Jakarta. Pepeng dirawat di rumah sakit setelah mengeluh sesak napas dan sakit dada.
Penyebab kematiannya diperkirakan adalah serangan jantung. Sebelumnya Pepeng juga pernah mengalami serangan serupa, Maret tahun lalu. Namun, jauh sebelum mengalami sakit jantung, pria asal Sumenep, Madura itu telah bertahun-tahun hidup dengan penyakit langka multiple sclerosis.Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit di mana sistem kekebalan tubuh menyerang selubung pelindung (myelin) yang menutup saraf di otak. Kerusakan myelin mengganggu komunikasi antara otak dan seluruh tubuh. Pada akhirnya, kondisi saraf sendiri mungkin memburuk, dan kerusakannya tak bisa diperbaiki.
Penyebab multiple sclerosis tidak diketahui pasti hingga saat ini. Para ahli hanya meyakini MS sebagai penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sendiri. Dalam MS, proses ini menghancurkan myelin, yaitu zat lemak yang melapisi dan melindungi serat saraf di otak dan sumsum tulang belakang. Myelin dapat dibandingkan dengan isolasi pada kabel listrik. Ketika myelin rusak, pesan-pesan yang melakukan perjalanan sepanjang saraf mengalami keterlambatan atau terblokir.