Akun Twitter penabrak yang menewaskan sembilan orang di dekat Tugu Tani, Jakarta Pusat, hingga saat ini masih kebanjiran cacian dari pengguna internet. Bahkan, video dan foto terkait tentang tragedi kecelakaan tersebut juga menjadi top view di Twitter.
Si penabrak sembilan orang tersebut memiliki akun Twitter, yaitu @siNengApril, dengan nama lengkap Afreeyani Prawiro. Cewek yang bertubuh subur ini memiliki 183 orang pengikut (followers) dan menjadi following 250 orang. Tidak ada keterangan lain yang bisa dikorek, kecuali tagline yang ada di Twitternya, yaitu “All i have is my NEVER ENDING DELIGHT! Nothing else”.
Namun, sejak tragegi kecelakaan yang menewaskan sembilan orang ini, akun Twitternya langsung kebanjiran caci maki. Berikut di antaranya:
@goesgoesti
Coba nanti @sinengapril sumbangin ke UI atau trisakti, buat preparat basah anatomi
@karinasupr:Orang kaya @sinengapril cocoknya bukan dipenjara,giling pakai mobil tapi jangan sampai mati.Ntar udah sembuh,giling lagi sampai 9 kali
@iPenyu
Jadi, ada beberapa cara untuk jadi selebtwit: post funny tweets, wise tweets, atau nyabu terus nabrak orang-orang di trotoar kayak yang dilakukan @sinengapril
@Opikuu
Dear @siNengApril hoby kamu main bowling ya? Pantes sekali sruduk 9 orang meninggal #eeaa #strike
@andrieariefian
kok ga ada yang ngegombal di akunnya @siNengApril ya?> Neng ada keturunan Banteng yah? | kok tau? | karena neng sudah nyeruduk orang di trotoar..
Gaya hidup modern mendorong Alfriani menghabiskan akhir pekan di tempat hiburan. Minuman keras dan narkoba bagian acara kongkow-kongkow. Perjalanan wanita pengikut gaya kaum metropolis berusia 29 tahun ini berakhir di penjara. Asisten produser sebuah perusahaah film itu menabrak 9 pejalan kaki hingga tewas.
Keterangan didapat, dari diskotek di kawasan Tamansari, Jakarta Barat, Alfriani Susanti mengemudikan Daihatsu Xenia B 2479 XI. Bersama tiga temannya, ia kembali ke Hotel Borobudur, tempat pertama pesta digelar. Sejam kemudian, mereka keluar hotel dan berniat ke Menteng.
Dalam kondisi teler karena dipengaruhi alkohol dan narkoba, Alfriani memacu mobilnya melalui Jalan Pejambon untuk melewati Patung Tani. Tepat di Jl. M Ridwan Rais, wanita bertubuh tambun itu tak bisa mengendalikan mobilnya yang melaju cepat. Ia menabrak pejalan kaki. Delapan orang tewas seketika, satu lainnya menyusul di RSPAD Gatot Subroto.
Empat korban tewas warga RW 07 Tanah Tinggi. Merteka Buhori alias Ari, 16, M. Huzaifah, 17, M, Firmanyah, 22, dan M Akbar, 24, yang meregang nyawa di RSPAD. Selain itu, satu keluarga asal Jepara, Jawa Tengah, ibu hamil 3 bulan, yakni Nani Riyani, 25, Suyatmi, 51 (ipar Nani), Nuralfi Safitri alias Pipit, 18, dan Yusuf Sigit, balita 2,5 tahun, juga mengalami hal serupa.
Sedangkan korban luka dirawat di RSPAD Gatot Subroto, orangtua Yusuf, yakni pasangan Mukaromah, 37, dan Teguh, 40, dan Indra, 11.
Polisi menetapkan Alfriani Susanti, 29, pengemudi Xenia, sebagai tersangka. Selain dijerat sebagai pengguna narkoba, polisi menjerat wanita itu dengan pasal 283, 287, 310 ayat (1) sampai ayat (4) UU No. 2/2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Darat.
Ia diancam hukuman penjara 6 tahun karena dianggap tak konsentrasi dalam mengemudi, melanggar kecepatan dan kelalaian yang menyebabkan orang meninggal dunia. “ Tersangka mengemudikan mobil tak ber-STNK tanpa SIM,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwantu. Senin (23/1). “Kendaraan itu diakuinya sebagai mobil pinjaman,” katanya.
Selain itu, Afriani dan tiga teman yang menumpang di mobil itu; Deni Mulyani, 30, Adistria Putri Greni, 26, dan Arisendi, 34, dinyatakan sebagai tersangka karena melanggar pasal 127 UU No. 35/2009 tentang Narkotika dengan ancaman di atas 5 tahun. Hasil pemeriksaan pada urine mereka diketahui mengandung amphetamin.
NGEBUT
Arus lalulintas di Jl. M Ridwan Rais, Jakarta Pusat, Minggu (22/1) pagi itu tak terlalu padat seperti bisa. Maklum saja, hari libur. Sekelompok remaja berjalan kaki sambil berceloteh soal pertandingan futsal yang baru mereka lakoni. Tak jauh, satu keluarga asal Jepara, Jawa Tengah, sumringah di halte setelah melihat Monas untuk yang pertama kali.
Suasana lengang itu dikejutkan dengan datangnya Daihatzu Xenia hitam yang melaju dari Jl. Pejambon menuju Patung Tani. Mobil berkecepatan tinggi itu berjalan zig-zag lalu menyeruduk pejalan kaki di trotoar. Celoteh riang remaja tanggung dan senyum senang keluarga yang baru berdarmawisata itu sirna. Tubuh mereka terpental, melayang di udara lalu jatuh menghantam aspal. Sebagian diam tak bergerak. Mereka tewas di tempat. Lainnya tergeletak kesakitan.
“Mula-mula mobil nabrak tiga orang, terus sekelompok orang dan setelah itu rombongan lainnya,” ungkap Suwarto, 54, usai dimintai keterangan di Unit Lakalantas Polda Metro Jaya. “Terakhir, mobil nabrak halte. Di tempat itu ada ibu-ibu dan beberapa remaja serta anak-anak yang baru ulang dari Monas.”
Meski sudah menghajar halte, mobil belum juga berhenti. Kendaraan itu nyelonong masuk ke pelataran kantor Kementrian Perdagangan, dua orang yang ada di tempat itu mental kena tabrak. Setelah itu, mobil baru berhenti,” jelas Suwarto. “Di kolong mobil ternyata ada anak kecil yang terseret.”
Jerit histeris pun berubah dengan derai tangis. Suasana lengang sontak menjadi gaduh. Pengendara mobil dan motor berhenti. Mereka berdatangan untuk menolong. Penolong menghentikan mobil pick up pengangkut kaca yang kosong. Korban tewas dinaikkan ke mobil itu lalu dibawa ke RSCM. Sedang korban luka dibawa ke RSCM menggunakan mobil patroli Polantas.
Julhendri, 17, mengaku baru saja selesai pertandingan futsal bersama 14 teman sebaya yang tinggal di RW 07 Tanah Tinggi, Jakpus. “Jalannya terpisah dua rombongan. Tau-tau Xenia itu datang dari belakang lalu menyeduruk teman-teman saya,” katanya sambil menangis. “Untung saya lolos, cuma lecet karena jatuh.”
Usai serudukan maut itu, Xenia ringsek. Empat penumpangnya diamankan Polantas yang berlari dari Pos Lantas Tugu Tani. Keempat penumpang mobil tampak tenang. Afriani pun sibuk dengan HP BlackBerry-nya.
Pemantauan Pos Kota, Senin (23/1) siang, jalan tempat kecelakaan itu dipenuhi warga. Sejumlah karangan bunga memenuhi halte di jalan itu. Di antartanya dari Jasa Raharja, sejumlah partai dan puluhan tangkai bunga yang diletakkan warga dan pengendara. Akibatnya, arus lalulintas tersendat karena banyak pengandara berhenti untuk meletakkan bunga dan berdoa.
“Saya berharap kejadian ini bisa digunakan untuk meningkatkan kesadaran berlalulintas,” ujar Dani, warga Cempaka Putih. “Kalau perlu, mobil ringsek itu dipajang di tempat ini biar orang hati-hati.”
HILANG KESADARAN
Setelah kecelakaan maut itu, beberapa pria mendatangi keluarga korban dengan tawaran mengurus asuransi Jasa Raharja. “Mereka minta foto kopi surat-surat lengkap. Gayanya menjengkelkan. Kami sedang berduka kok malah diributkan hal seperti itu,” kata Mujijono,57, warga Kembangan, Jakbar, yang mengirim empat jenazah keluarganya yang tewas ke Jepara, Jawa Tengah.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Jakarta Pusat AKBP Budiyanto,MH, mengatakan Jasa Raharja akan memberi santunan Rp25 juta pada ahli waris korban tewas, sedang korban luka berat/ringan mendapat Rp10 juta.“ Kalau pun ada yang menawari jasa asuransi, perlu diwaspadai karena pihak Jasa Raharja memberikan santunan langsung diantar ke rumah ahli waris,” katanya.
MENURUNKAN KESADARAN
Psikiater Dr Erwin T. Kusuma Spkj, mengatakan ekstasi bersifat halusinogen dan menurunkan kesadaran. Karenanya, pengguna obat ini dilarang mengendarai kendaraan bermotor karena beberapa jam kemudian konsentrasi dan perhatian akan menurun drastis. Berbeda ketika ekstasi baru dikonsumsi. “Hilangnya konsentrasi dan perhatian sangat berbahaya jika dialami pengemudi. Kelalaian sedikit saja akan menyebabkan kecelakaan,” katanya.
Efek ekstasi, menimbulkan keberanian yang berlebihan dan rasa percaya diri yang terlalu tinggi sehingga penggunanya bisa ngebut di jalan raya. “Jadi, pengguna ekstasi jangan mengendarai mobil atau motor jika tidak ingin terjadi tabrakan,” jelasnya.